Definisi
menurut para pakar : Menurut Herbert A. Simon, Donald W. Smithburg, dan Victor
A. Thompson , Organisasi adalah suatu sistem terencana mengenai usaha kerjasama
dalam mana setiap peserta mempunyai peranan yang diakui untuk dijalankan dan
kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas untuk dilaksanakan. Ada beberapa bagian
dari organisasi, yaitu :
The
Operating Core. Yang termasuk disini adalah para pegawai yang melaksanakan
pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa.
The
Strategic Apex. Yang termasuk di dalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak
(top management).
The
Middle Line. Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang
menjembatani manajer tingkat atas dengan bagian operasional
The
Technostructure. Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi
tugas untuk menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk standarisasi
dalam organisasi.
The
Support Staff. Yang termasuk disini adalah orang-orang yang memberi jasa
pendukung tidak langsung terhadap organisasi ( orang-orang yang mengisi unit
staff).
Struktur
adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktivitas di dalam organisasi.
Struktur organisasi adalah hubungan antar para pegawai dan aktivitas-aktivitas
mereka satu sama lain serta terhadap keseluruhan, di mana bagian-bagiannya
adalah tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing
anggota kelompok pegawai yang melaksanakannya.
Struktur
organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien. Struktur
organisasi sehat berarti tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan
peranannya dengan tertib. Struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan
peranannya tersebut masing-masig satuan organisasi dapat mencapai perbandingan
terbaik antara usaha dan hasil kerja.
2
Elemen Utama Struktur Organisasi
2.1
Kompleksitas
Kompleksitas
struktur menggambarkan derajat diferensiasi dalam suatu organisasi, baik
diferensiasi horizontal, vertikal, maupun spasial.
Diferensiasi
Horizontal, Penyebab terjadinya diferensiasi horizontal adalah berkembangnya
beragam unit dalam organisasi berdasarkan orientasi pekerjaan, sifat
tugas-tugas di dalamnya, serta latar pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Ketika organisasi membutuhkan
unit-unit yang beragam untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi, pada saat itu pula terjadi
diferensiasi horizontal.Bentuk spesialisasi ada dua, yaitu spesialisasi
fungsional dan spesialisasi sosial. Spesialisasi fungsional dilakukan dengan
cara memecah-mecah pekerjaan menjadi tugas-tugas sederhana. Jadi, yang
dispesialisasi adalah pekerjaannya. Contohnya, pekerjaan merakit mobil dipecah-pecah
menjadi rangkaian pekerjaan yang lebih sederhana, dan masing-masing dikerjakan
oleh orang yang berbeda. Sebaliknya, spesialisasi sosial merujuk pada
spesialisasi orang. Artinya, organisasi merekrut seseorang yang ahli untuk
melakukan jenis-jenis pekerjaan tertentu yang bersifat khusus. Misalnya,
menggunakan analisis pasar untuk mengamati dan membuat prediksi perkembangan
pasar.
Diferensiasi
Vertikal, Diferensiasi horizontal dan vertikal sebenarnya berhubungan erat.
Meningkatnya diferensiasi horizontal biasanya selalu dibarengi dengan kebutuhan
untuk mengontrol aktivitas yang kian beragam. Organisasi kemudian menambah
lapisan pengawas atau supervisor (untuk mengawasi lapisan pekerja) atau manajer
(untuk mengawasi supervisor atau manajer level bawah). Hal ini dengan
sendirinya menambah diferensiasi vertikal. Jadi, diferensiasi vertikal adalah
gambaran dari lapisan-lapisan hierarki dalam organisasi.
Diferensiasi
Spasial, Diferensiasi spasial menggambarkan sejauh mana fasilitas dan personel
organisasi tersebut secara geografis. Organisasi yang memiliki sejumlah kantor
dan/atau personal yang tersebar dalam rentang geografis yang luas, tentunya
akana menghadapi kompleksitas yang lebih tinggi daripada organisasi yang hanya
berpusat pada satu atau beberapa lokasi.
2.2
Formalisasi
Formalisasi
dalam organisasi sebenarnya dapat dilakukan dengan dua pola yaitu melalui
aturan, prosedur, dan sanksi-sanksi regulatif yang disusun oleh pengelola
organisasi, atau melalui rekrutmen terhadap tenaga-tenaga profesional yang
telah terdidik dengan nilai-nilai, norma-norma, dan pola perilaku sesuai
profesi mereka.
2.3
Sentralisasi
Senralisasi
adalah sejauh mana otoritas formal untuk membuat pilihan-pilihan bebas
terkonsentrasi ada seseorang, sebuah unit, atau suatu level, sedemikian rupa
sehingga para pegawai hanya dimungkinkan memberikan input seminimal mungkin
dalam pekerjaan. Sentralisasi kadang-kadang terkait juga dengan masalah
kecenderungan personal. Hal ini terutama pada perusahaan-perusahaan yang
dikelola oleh pemiliknya sendiri. Ketika ukuran organisasi semakin besar dan
menuntut pendelegasian keputusan yang lebih banyak, tidak jarang pemilik
sekaligus pengelola tersebut merasa enggan.
3.
Fungsi atau Kegunaan Struktur dalam Organisasi
Kejelasan
Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang
harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab
kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan
kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
Kejelasan
Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya
mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya
keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
Kejelasan
Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu
pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan
akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang
jelas.
4
Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi
4.
1 Struktur Garis (Sederhana)
Organisasi
bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini,
wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga
sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada
ataan yang memberi perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini
adalah organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi
kerjanya masih sederhana.
Ciri-Ciri.
Kesatuan perintah terjamin. Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan.
Organisasi tergantung pada satu pimpinan. Ruang lingkup Organisasinya lebih
kecil dan jumlah anggota juga sedikit. Hubungan kerja antara atasan dan bawahan
bersifat langsung. Tujuan alat-alat yang digunakan dan struktur organisasi
bersifat sederhana. Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan masih sangat rendah.
Semua anggota organisasi masih kenal antara satu sama lainnya. Produksi yang
dihasilkan belum beraneka ragam (defersified).
Kelebihan
struktur garis. Karyawan akan lebih menyadari tugas, tanggung jawab, dan
pekerjaan yang diembannya, karena struktur ini lebih mudah dimengerti. Struktur
ini juga menjadikan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat karena
tidak ada halangan birokrasi. Biaya-biaya yang berkaitan dengan koordinasi dan
kontrol biasanya relatif kecil.
Kekurangan
struktur garis. Kurang fleksibel dalam menyediakan spesialisasi yang dibutuhkan
ketika perusahaan menjadi lebih luas dan kompleks. Tugas karyawan yang terbatas
sejak awal menghalangi mereka mendapatkan pengalaman yang dibutuhkan untuk
meningkat ke posisi manajerial.
4.
2 Struktur Fungsional
Struktur
organisasi fungsional diciptakan oleh F. W. Taylor. Struktur ini berawal dari
konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap
atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada
hubungannya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas
lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.
Struktur
ini banyak ditemukan pada organisasi atau perusahaan area spesialisasi sebagai
dasar eksistensi sebuah departemen. Struktur ini lazim ditemukan pada
perusahaan kecil dan menengah, yang memusatkan pengambilan keputusan pada
tingkat tertinggi dari perusahaan.
Ciri-ciri.
Tidak menjamin adanya kesatuan perintah. Keahlian para pengawas dan pegawai
berkembang menuju spesialisasi. Penghematan waktu dapat dilakukan karena
mengerjakan pekerjaan yang sama.
Kelebihan
struktur fungsional. Keahlian yang dimiliki oleh seorang spesialis fungsional.
Keahlian ini memudahkan mereka dalam memecahkan masalah yang terjadi pada area
tertentu yang berada di bawah wewenangnya. Menghindari duplikasi, di mana
struktur ini tidak terdapat fungsi yang berganda atau redundant, sehingga
sumber daya organisasi dapat dipergunakan lebih efisien dan terfokus.
Kelemahan
struktur fungsional. Kebingungan yang terjadi ketika karyawan memiliki dua atau
lebih supervisor. Kekurangan lain yaitu kemungkinan manajer untuk menghindari
area yang mereka wewenangi secara fungsional, situasi yang mungkin berdampak
negatif bagi koordinasi aktivitas tertentu.
4.
3 Struktur Staff
Organisasi
dalam bentuk staff yang mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan. Berfungsi
memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun bantuan lain demi kelancaran
tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan. Bentuk ini tidak
mempunyai garis komando ke bawah. Staff yaitu orang yang ahli dalam bidang
tertentu yang tugasnya memberi nasehat dan saran dalam bidang kepada pemimpin
dalam organisasi.
Kelebihan
struktur staff. Pembagian tugas yang jelas antara staff dan anggota yang lain.
Berkembangnya spesialisasi para anggota. Koordinasi di dalam setiap bagian
dapat diterapkan dengan mudah.
Kelemahan
struktur staff. Pemimpin staff melampaui kewenangannya. Kesenjangan sosial
antara pemimpin dan anggotanya.
4.
4 Struktur Garis dan Staff
Struktur
organisasi ini merupakan struktur organisasi gabungan yang dikembangkan oleh
Harrington Emerson. Struktur ini umumnya di gunakan oleh organisasi yang besar,
daerah kerja luas, bidang tugas yang beraneka ragam dan jumlah bawahan yang
banyak sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri, melainkan memerlukan
bantuan staf ahli yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yang bertugas
memberi nasihat dan saran kepada pimpinan dalam organisasi tersebut.
Kelebihan
struktur garis dan staf. Posisi garis terbebas dari aktivitas khusus yang dapat
diberikan kepada karyawan staf. Fleksibilitas dari personel staf dapat
memudahkan mereka untuk melaksanakan dan menyelesaikan proyek baru dengan
jumlah yang minimum. Koordinasi dalam setiap unit kegiatan dapat diterapkan
dengan mudah.
Adanya
pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melakukan tugas pokok
organisasi dan kelompok staf yang melakukan kegiatan penunjang.
Kekurangan
struktur garis dan staf. Konflik antara karyawan posisi garis dan staf sering
menjadi masalah. Misalnya, karena karyawan staf terlalu mendominasi sering kali
karyawan posisi garis menghiraukan masukan mereka.
4.
5 Struktur Produk
Struktur
ini digunakan jika perusahaan memutuskan produk yang mereka hasilkan sebagai
dasar penetapan atau pembuatan struktur organisasi sebuah perusahaan. Jenis
organisasi ini membagi tugasnya ke dalam dimensi produk. Artinya sebuah garis
koordinasi atau kelompok koordinasi terbagi atas jenis produk yang dihasilkan
oleh organisasi tersebut. Pada masing-masing produk terdapat bagian atau divisi
yang mendukung kesuksesan produk di pasar. Masing-masing produk akan memiliki
divisi pemasaran, SDM, dan produksi sendiri-sendiri.
Struktur
organisasi ini muncul sebagai respon atas segmen pasar yang ingin fokus
dikembangkan. Pada akhirnya, perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk
bisa bersaing pada segmen pasar yang dituju. Perusahaan akan memaksimalkan
setiap sumber daya yang ada di perusahaan sehingga bisa maksimal dalam
merancang dan membuat sebuah produk untuk segmen pasar tertentu.
Kelebihan
struktur produk. Penanggung jawab dari produk akan sangat jelas, sehingga fokus
kinerja terhadap konsumen lebih jelas dan memuaskan. Struktur ini baik
digunakan untuk perusahaan yang memiliki lini bisnis atau produk yang
bervariasi. Variasi dari jumlah produk yang dihasilkan memerlukan koordinasi
yang tinggi, sehingga struktur ini akan memfasilitasi perusahaan sehingga
masalah koordinasi dalam sebuah produk yang dihasilkan akan mudah
terselesaikan. Selain itu, faktor lingkungan yang berubah dengan cepat juga
akan sangat sesuai jika dihadapi dengan jenis struktur organisasi ini.
Kekurangan
struktur produk. Dengan dimungkinkannya tiap divisi untuk berjalan dengan
caranya sendiri dibandingkan dengan struktur lainnya, hal ini dapat
mengakibatkan kegagalan beberapa divisi dalam mencapai tujuan perusahaan.
4.
6 Struktur Matriks
Struktur
ini merupakan struktur yang paling baru dari semua struktur organisasi yang ada
dan paling sering digunakan oleh perusahaan yang melakukan proyek rumit.
Struktur ini mengintegrasikan hubungan vertikal dan horizontal dengan unit lain
dalam sebuah proyek.
Kelebihan
struktur matriks. Penggunaan struktur matriks memungkinkan perusahaan
mempekerjakan karyawan dengan keahlian tertentu untuk menyelesaikan suatu
proyek yang rumit. Penggunaan struktur matriks juga membantu perusahaan
beradaptasi dengan cepat terhadap segala situasi , karena karyawan dengan
keahlian tertentu dapat dengan mudah direkrut ke dalam proyek.
Kekurangan
struktur matriks. Dalam perusahaan yang menggunakan struktur matriks ini,
karyawan mungkin memiliki dua supervisor, manajer dari area fungsional dan
manajer proyek. Tekanan pada karyawan, jika dalam satu waktu individu menangani
beberapa proyek yang berbeda, maka ini akan menjadi beban pikiran baginya.
4.
7 Struktur Campuran (Hibrid)
Jenis
organisasi ini merupakan gabungan dari struktur organisasi produk dan
fungsional. Masing-masing produk yang diproduksi memiliki fungsi-fungsi yang
dibutuhkan oleh produk tersebut. Selain itu, organisasi juga memiliki struktur
fungsional yang tetap mengontrol secara terpusat jalannya organisasi.
Salah
satu yang dominan dari struktur ini adalah keputusan menjadi tidak
terdesentralisasi, tetapi juga tidak tersentralisasi. Artinya perlu koordinasi
yang tinggi antarfungsi pokok yang dimiliki dan juga struktur yang berada dalam
garis koordinasi produk. Karena sifatnya, jenis organisasi dengan struktur ini
akan mudah beradaptasi jika terdapat perubahan pada lingkungan secara mendadak.
Dua contoh struktur campuran yaitu perusahaan multinasional dan organisasi
jaringan (network).
Perusahaan
Multinasional (MNC). Pada tahap perkembangannya yang sangat lanjut dapat
menjadi sebuah organisasi yang sangat kompleks. Tahap tersebut tercapai ketika
organisasi telah mengambil desain struktur yang disebut matriks global (global
matrix). Proses ini biasanya terjadi manakala MNC meluaskan aktivitasnya ke
berbagai negara dalam skala yang tidak dapat ditangani oleh struktur-struktur
biasa.
Struktur
ini disebut campuran karena perusahaan-perusahaan lokal yang tersebar di
berbagai benua biasanya tidak persis sama dalam hal desain strukturnya. Kita
barangkali akan menemukan semua ragam desain struktur di sini, mulai dari
struktur sederhana, divisonal, matriks, hingga struktur hibrid .
Struktur
Jaringan. Dalam bentuk yang sangat ekstrem, struktur jaringan menghasilkan apa
yang disebut dengan organisasi virtual. Di sini semua aktivitas organisasi
telah habis di-outsourcing. Satu-satunya yang tersisa dalam organisasi adalah
sekelompok kecil eksekutif dan sebuah kantor dengan beberapa ratus pegawai.
Ukuran organisasi yang normal bagi perusahaan-perusahaan multinasional adalah
rata-rata di atas 10 ribu orang, untuk di kantor pusat saja (Robbins, 1990:
132) . Jadi, pengurangan jumlah hinga tinggal beberapa ratus orang adalah
sesuatu yang sangat luar biasa. Nike (sepatu), Emerson Radio (produk-produk
elektronik), Schwinn Bicycle (sepeda) adalah contoh-contoh perusahaan yang
mampu menjual produk senilai beberapa ratus juta dollar per tahun, dengan
memiliki sangat sedikit fasilitas produksi atau tidak ada sama sekali (Robbins,
1990: 346) .
Esensi
pekerjaan para eksekutif organisasi virtual terutama adalah melakukan
koordinasi dan mengelola hubungan-hubungan eksternal. Semua hubungan tersebut
bersifat kontrak atau pesanan, sehingga sebagian besar waktu para pengelola
dihabiskan untuk menangani hubungan-hubungan tersebut dan memastikan
kesesuaiannya dengan tujuan organisasi
5
Faktor-faktor Penyebab Perbedaan Struktur Organisasi
Strategi
Organisasi. Tidak dapat disangkal bahwa terdapat hubungan antara strategi
organisasi dengan struktur yang digunakan untuk mencapainya. Keterkaitan itu
lebih mudah dilihat dalam mengelola sebuah bisnis. Karena keterkaita antara
strategi dengan struktur yang akan digunaka, umumnya suatu organisasi memilih
salah satu dari tiga bentuk strategi yaitu, strategi yang menuntut inovasi,
strategi yang diarahkan kepada minimalisasi biaya atau ongkos, dan strategi
yang sifatnya imitatif.
Besar-kecilnya
organisasi. Semakin banyak karyawan yang bekerja pada suatu organisasi, makin
kompleks pula organisasi tersebut. Demikian pula dengan pola pengambilan
keputusan untuk kepentingan koordinasi dan pengawasan mengakibatkan makin
banyak keputusan yang diambil oleh kantor pusat organisasi yang bersangkutan.
Teknologi
yang digunakan. Berbagai studi yang dilakukan para pakar dan ilmuwan yang
menunjukkan dengan jelas teknologi yang digunakan dengan struktur organisasi.
Karena keterkaitan tersebut efektivitas kerja akan ditentukan oleh kesesuaian
teknologi dengan struktur. Tiga kategorisasi yang dapat digunakan sebagai dasar
pemikiran ialah kategori berdasarkan produk, analisis permasalahan, dan sifat
teknologi yang digunakan.
Kekuasaan
dalam Organisasi. Dikaitkan dengan struktur, dapat dinyatakan bahwa baik karena
seseorang merasa bahwa satuan tempatnya bertugas penting maupun karena
keinginan untuk memupuk kekuatan atau kekuasaan. Seseorang yang menduduki
jabatan sebagai pimpinan akan berusaha agar satuan kerja yang dipimpinnya
semakin kompleks.
6.
Prinsip dalam Mendesain Struktur Organisasi
Menurut
Robbins (2003), Gitlow (2001), dan Cortada (2001), ada enam prinsip penting
yang harus diperhatikan dalam mendesain struktur organisasi :
Spesialisasi
Pekerjaan. Hal ini didefinisikan sebagai derajat di mana tuga dalam organisasi
dibagi menjadi beberapa pekerjaan. Spesialisasi menjadi terkenal setelah pada
awal abad 20 Henry Ford berhasil mengimplementasikan spesialisasi dan menjadi
best seller pada masanya. Pengulangan tugas yang serupa dalam jangka waktu yang
lama akan meningkatkan tingkat produktivitas dan efisiensi sebuah pekerjaan.
Departemenisasi.
Unsur ini merupakan dampak yang dari spesialisasi pekerjaan, dengan
mengelompokkan pekerjaan yang serupa dalam satu departeman. Departemenisasi
adalah aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi
bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Fungsi adalah sekelompok aktivitas
sejenis berdasarkan kesamaan sifat atau pelaksanaannya.
Rantai
Komando. Unsur ini menjelaskan kepada siapa hasil aktivitas (pekerjaan) akan
dilaporkan. Hal ini juga dapat diperluas dengan pertanyaan “Kepada siapa saya
harus bertanggung jawab dan kepada siapa saya harus berkonsultasi, jika
terdapat masalah dalam pekerjaan?”. Ada dua unsur penting dalam menjelaskan
konsep rantai komando, yaitu otoritas dan kesatuan. Otoritas merupakan hak yang
melekat pada posisi manajerial seperti memberikan tugas dan mengharapkan tugas
tersebut dapat dipatuhi dan dijalankan. Kesatuan perintah adalah tiap-tiap
pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan bertanggung jawab
kepada seorang pejabat tertentu.
Rentang
Pengawasan. Unsur ini mendeskripsikan berapa jumlah bawahan yang dapat dikelola
secara efisien dan efektif oleh seorang manajer.
Sentralisasi
dan Desentralisasi. Sentarlisasi sebagai derajat di mana pembuatan keputusan
dipusatkan pada beberapa jabatan di perusahaan. Desentralisasi adalah
pengalihan tanggung jawab dan wewenang dalam mengambil keputusan dari kantor
pusat kepada orang yang berlokasi terdekat dengan situasi yang membutuhkan
perhatian. Dengan menggunakan desentralisasi, tindakan dapat dilakukan lebih
cepat dalam menyelesaikan masalah, lebih banyak orang yang terlibat di
dalamnya, dan menjadikan karyawan lebih menjadi bagian dari organisasi.
7.
Formalisasi
Jika
pekerjaan yang ada telah diformalisasi, akan diketahui pekerjaan apa saja yang
harus dikerjakan, kapan harus diselesaikan, dan bagaimana cara
menyelesaikannya.
8.
Struktur dan Proses Mempengaruhi Perilaku Organisasi
Perilaku
organisasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan teori, metode, dan
prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, dan
antropologi budaya untuk mempelajari persepsi, nilai-nilai, kapasitas belajar,
dan tindakan individu ketika bekerja dalam kelompok dan di dalam organisasi
secara keseluruhan, penganalisisan dampak lingkungan luar atas organisasi dan
sumber daya manusia, misi, tujuan, dan strateginya.
Struktur
organisasi ialah pola formal tentang bagaimana orang dan pekerjaan
dikelompokkan. Struktur sering digambarkan dengan suatu bagan organisasi.
Proses berkenaan dengan aktivitas yang memberi kehidupan pada skema organisasi
itu. Komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi kerja, sosialisasi,
dan pengembangan karier adalah proses dalam setiap organisasi.
Tujuan
para manajer dalam setiap organisasi ialah mencapai perilaku yang
dikoordinasikan sehingga organisasi tersebut dinilai efektif oleh mereka yang
mengevaluasi hasilnya. Faktor-faktor utama yang menentukan perilaku individu
dan kelompok adalah tugas dan hubungan wewenang. Oleh karena itu, manajer harus
merancang struktur organisasi agar memudahkan komunikasi di antara para
pegawai.
PENUTUP
Kesimpulan
Organisasi
adalah wadah kegiatan daripada orang-orang yang bekerjasama dalam usahanya
mencapai tujuan. Dalam wadah kegiatan itu setiap orang harus jelas tugas,
wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan dan tata kerjanya. Itulah sebabnya
struktur organisasi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi yang baru
dibentuk, dalam keadaan berkembang maupun yang sudah mapan. Perusahaan atau
organisasi sering mengubah strukturnya ketika skala usahanya dan
kompleksitasnya semakin besar. Setiap struktur organisasi tersebut memiliki
kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Namun, harapan setiap organisasi
atau perusahaan tentunya ingin tetap bertahan atau semakin maju. Struktur
organisasi mempengaruhi perilaku organisasi karena faktor-faktor utama yang
menentukan perilaku individu dan kelompok adalah tugas dan hubungan wewenang.
Oleh karena itu, manajer harus merancang struktur organisasi agar memudahkan
komunikasi di antara para pegawai.
DAFTAR
PUSTAKA
Gibson,
Ivancevich, Donnely. 1996. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses Jilid 1 Edisi
Kelima. Jakarta. Erlangga
Kusdi.
2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salemba Humanika
Siagian,
Sondang P. 1998. Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara
Sukoco,
Badri Munir. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran. Jakarta: Erlangga
Sutarto.
1978. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Website:
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
http://edobanteng.blogspot.com/2014/01/struktur-organisasi-dan-implementasi.html
http://siahaanwithluph.wordpress.com/2012/02/11/struktur-organisasi