Jakarta - Beberapa operator di berbagai negara telah menggelar layanan 4G LTE (Long Term Evolution) bagi para pelanggannya. Penerapan teknologi seluler mutakhir ini membawa dampak tersendiri terhadap perilaku masyarakat pengguna.
"Salah satu yang bisa menjadi bahan patokan adalah TeliaSonera, operator di Swedia dan Norwegia," kata Hao Guang Ming selaku VP of Product Line Huawei, dalam ajang Telkomsel Media Tour 2011 belum lama ini.
Pelanggan TeliaSonera sudah bisa berlangganan paket data 4G. Catatan dari TeliaSonera menyebutkan bahwa kecepatan download maksimum di kota Stockholm, Swedia, mencapai 50 Mbps. Sedangkan di Oslo mencapai 85 Mbps.
Kebiasaan user pun mulai berubah, mereka coba memanfaatkan kecepatan akses LTE dengan optimal. Hasil survei menyebutkan 23% pelanggan mendownload file skala besar, 19% menyaksikan tv online, sedangkan 16% terpaku mengakses internet dengan waktu lebih banyak ketimbang sebelumnya.
Keberadaan LTE membuat pelanggan menjadi ketagihan. Setelah LTE diluncurkan selama 100 hari, 54% dari mereka menyatakan tidak akan pernah lagi memakai 3G. Kemudian 90% pelanggan melakukan upgrade paket data mereka ke LTE.
Selain kecepatan yang meningkat signifikan, adopsi LTE meningkat karena tarifnya pun tidak terlampau mahal. Malah mungkin sebelas dua belas dengan tarif 3G.
"Misalnya saja tarif LTE bagi pelanggan Vodafone Jerman tidak jauh berbeda dengan sebelumnya," tambah Hao.
Tarif LTE Vodafone Jerman untuk kecepatan maksimum 21,6 Mbps dipatok sekitar 50 euro per bulan. Sedangkan layanan 3G dengan peak kecepatan sampai 14,4 Mbps dipatok juga dalam kisaran 50 euro.
Dari data-data di atas, adopsi teknologi 4G disambut baik oleh para pelanggan. Saat ini, sekitar 10 operator di dunia sudah melakukan komersialisasi layanan ini. Di Indonesia, operator seperti Telkomsel menyatakan siap melakukan komersialisasi, namun masih menunggu regulasi dari pemerintah.
thx 4 read. add my facebook please
"Salah satu yang bisa menjadi bahan patokan adalah TeliaSonera, operator di Swedia dan Norwegia," kata Hao Guang Ming selaku VP of Product Line Huawei, dalam ajang Telkomsel Media Tour 2011 belum lama ini.
Pelanggan TeliaSonera sudah bisa berlangganan paket data 4G. Catatan dari TeliaSonera menyebutkan bahwa kecepatan download maksimum di kota Stockholm, Swedia, mencapai 50 Mbps. Sedangkan di Oslo mencapai 85 Mbps.
Kebiasaan user pun mulai berubah, mereka coba memanfaatkan kecepatan akses LTE dengan optimal. Hasil survei menyebutkan 23% pelanggan mendownload file skala besar, 19% menyaksikan tv online, sedangkan 16% terpaku mengakses internet dengan waktu lebih banyak ketimbang sebelumnya.
Keberadaan LTE membuat pelanggan menjadi ketagihan. Setelah LTE diluncurkan selama 100 hari, 54% dari mereka menyatakan tidak akan pernah lagi memakai 3G. Kemudian 90% pelanggan melakukan upgrade paket data mereka ke LTE.
Selain kecepatan yang meningkat signifikan, adopsi LTE meningkat karena tarifnya pun tidak terlampau mahal. Malah mungkin sebelas dua belas dengan tarif 3G.
"Misalnya saja tarif LTE bagi pelanggan Vodafone Jerman tidak jauh berbeda dengan sebelumnya," tambah Hao.
Tarif LTE Vodafone Jerman untuk kecepatan maksimum 21,6 Mbps dipatok sekitar 50 euro per bulan. Sedangkan layanan 3G dengan peak kecepatan sampai 14,4 Mbps dipatok juga dalam kisaran 50 euro.
Dari data-data di atas, adopsi teknologi 4G disambut baik oleh para pelanggan. Saat ini, sekitar 10 operator di dunia sudah melakukan komersialisasi layanan ini. Di Indonesia, operator seperti Telkomsel menyatakan siap melakukan komersialisasi, namun masih menunggu regulasi dari pemerintah.
thx 4 read. add my facebook please